(PPM ZAMZAM-BANYUMAS) – Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan Workshop Penyusunan Panduan Budaya Pesantren Muhammadiyah. Kegiatan diikuti para Mudir / Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah seluruh Indonesia, dihadiri Ketua Biro Organisasi PP Muhammadiyah, jajaran LP2PPM dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cilongok serta para Mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah. Workshop dibuka Ketua LP2 PPM, Dr. H. Maskuri M.Ed., berlangsung selama tiga hari, Jum’at-Ahad (22-24/11/2019) di Gedung asrama Abdul Azis Pondok Pesantren Modern (PPM) Zamzam Muhammadiyah Cikidang, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.
Menurut Ketua Panitia Workshop, Drs. H. Iyet Mulyana, M.Si., Kegiatan ini membahas tentang budaya pesantren Muhammadiyah. “Juga akan melangkapi pembahasan draf tentang Kesejahteraan Pesantren dan Sumber Daya Pesantren serta mengenai Undang-Undang no 18 tahun 2019 tentang Pesantren,” jelasnya.
Sedangkan Dalam sambutan pembukaan, Dr. H. Maskuri M.Ed menyampaikan, Workshop ini merupakan kegiatan rutin yang sudah berjalan 11 kali, sejak LP2 PPM dibentuk, yakni sejak muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makasar. Meski tergolong lembaga baru dalam Muhammadiyah, LP2 PPM secara terjadwal mengadakan pertemuan dan berhasil menyusun 22 panduan sekaligus telah direview sebagai usaha peningkatan perbaikan. “Susunan Budaya Pesantren di Muhammadiyah memang belum ada dalam panduan Dikdasmen, melalui workshop ini, nantinya susunan Panduan Budaya Pesantren Muhammadiyah akan menjadi ciri khas bentuk pesantren Muhammdiyah. Tentu saja akan mengacu pada orientasi Muhammadiyah, yakni mewujudkan Islam yang berkemajuan, maka jargon itu harus diterjemahkan dalam Lembaga Pendidikan Muhammadiyah, dalam hal ini Pesantren Muhammadiyah yang berkemajuan itu yang seperti apa?,” jelasnya retoris.
Mudir PPM Zamzam, ustadz Arif Fauzi, S.Pd.I., Lc., menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya workshop di PPM Zamzam. Sedangkan Ketua Biro Organisasi PP Muhammadiyah Dr. Untung Cahyono, SH.,MH. dalam sambutannya, beliau kembali menegaskan mengenai beberapa tipe kader Muhammadiyah. “Kader Muhammadiyah itu harus memiliki kompetensi keislaman, kompetensi akademik/intelektual, kompetensi kepemimpinan dan keorganisasian, kompetensi kepeloporan dan kemanusiaan,” katanya. (h)
